Minggu, 02 Mei 2010

KONSEP DASAR
KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA
1. Pengertian
a. Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
b. Menurut WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.
c. Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.
d. Keperawatan jiwa
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).
e. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.

2. Prinsip keperawatan jiwa
Prinsip keperawatan Jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
• Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
• Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
• Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
• Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.

Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
Manfaat Proses Keperawatan Bagi Perawat.
a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
b. Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisasi.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.
f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.
Bagi Klien
a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independen care).
c. Terhindar dari malpraktik.

Keperawatan Jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatan.
Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan, keharmonisan fungsi jiwa, yaitu sanggup menghadapi problem yang biasa terjadi dan merasa bahagia. Sehat secara utuh mencakup aspek fisik, mental, sosial, dan pribadi yang dapat dijelaskan sebagi berikut.Kesehatan fisik, yaitu proses fungsi fisik dan fungsi fisiologis, kepadanan, dan efisiensinya.
Indikator sehat fisik yang paling minimal adalah tidak ada disfungsi, dengan indikator lain (mis. tekanan darah, kadar kolesterol, denyut nadi dan jantung, dan kadar karbon monoksida) biasa digunakan untuk menilai berbagai derajat kesehatan.Kesehatan mental/psikologis/jiwa, yaitu secara primer tentang perasaan sejahtera secara subjektif, suatu penilaian diri tentang perasaan seseorang, mencakup area seperti konsep diri tentang kemampuan seseorang, kebugaran dan energi, perasaan sejahtera, dan kemampuan pengendalian diri internal, indikator mengenai keadaan sehat mental/psikologis/jiwa yang minimal adalah tidak merasa tertekan/ depresi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, dan sosial individu secara optimal, dan selaras dengan perkembangan dengan orang lain.

Kesehatan sosial, yaitu aktivitas sosial seseorang. Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas, berperan, dan belajar berbagai keterampilan untuk berfungsi secara adaptif di dalam masyarakat. Indikator mengenai status sehat sosial yang minimal adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas dan keterampilan dasar yang sesuai dengan peran seseorang.
Kesehatan pribadi adalah suatu keadaan yang melampaui berfungsinya secara efektif dan adekuat dari ketiga aspek tersebut di atas, menekankan pada kemungkinan kemampuan, sumber daya, bakat dan talenta internal seseorang, yang mungkin tidak dapat/ akan ditampilkan dalam suasana kehidupan sehari-hari yang biasa.
Menurut pedoman asuhan keperawatan jiwa rumah sakit umum atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sehat pribadi berarti bahwa di dalam diri seseorang terdapat potensi dan kemampuan untuk memenuhi dan menyelesaikan dimensi lain dari dirinya, hal yang tidak bersifat instrumental, dan yang memungkinkan perkembangan optimal seseorang. Indikator minimal dari kesehatan pribadi adalah ada minat yang nyata terhadap aktivitas dan pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk menembus keadaan “status quo”.
Psikiatri dan kesehatan jiwa Indonesia menggunakan pendekatan elektik-holistik yang melihat manusia dan perilakunya baik dalam keadaan sehat maupun sakit, sebagai kesatuan yang utuh dari unsur-unsur organo-biologis (bio-sistem), psiko edukatif/ psikodinamik (psiko-sistem), dan sosio-kultural (sosio-sistem).
Pendekatan ini berarti bahwa kita harus dapat melihat kondisi manusia dan perilakunya, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, secara terinci “detail” dalam ketiga aspek tersebut di atas (ekletik), tetapi menyadari bahwa ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai satu sistem (holistik).

Jadi jelas dengan pendekatan ini kita memperhatikan faktor psikologis dan sosial atau psikososial di samping faktor biologis di dalam melaksanakan upaya kesehatan.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehaan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, saperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi.
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Klien mungkin menghindar atau menolak berperan serta dan perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya terhadap klien yang tidak menimbulkan keributan dan tidak membahayakan.
Hal itu harus dihindari karena :
• Belajar menyelesaikan masalah akan lebih efektif jika klien ikut berperan serta.
• Dengan menyertakan klien maka pemulihan kemampuan klien dalam mengendalikan kehidupannya lebih mungkin tercapai.
• Dengan berperan serta maka klien belajar bertanggung jawab terhadap pelakunya.

3. Peran dan Fungsi Perawat Jiwa Defenisi dan Uraian Keperawatan Jiwa
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA mendefiniskan keperawatan kesehatan jiwa sebagai Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan pengunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan.
Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis, advokasi pasien-keluarga, tanggung jawab fiskal, kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik.
Center for Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan jiwa sebagai salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan.

4. Dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa
1. Psychiatric-mental health registered nurse (RN)
adalah perawat terdaftar berlisensi yang menunjukkan keterampilan klinis dalam keperawatan kesehatan jiwa melebihi keterampilan perawat baru di lapangan. Sertifikasi adalah proses formal untuk mengakui bidang keahlian klinis perawat.

2. Advanced practice registered nurse ini psychiatric-mental health (APRN-PMH)
adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal berpendidikan tingkat master, memiliki pengetahuan mendalam tentang teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan memiliki kompetensi keterampilan keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan jiwa pada praktik lanjutan dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan doktor dalam bidang keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.

3. Rentang Asuhan Tatanan Tradisional
Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatri, pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikitari di rumah sakit umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun, dengan adanya reformasi perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif sepanjang rentang asuhan bagi perawat jiwa.

Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis terintegrasi yang memberikan asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi harian, perawatan residetial, perawatan di rumah, dan asuhan rawat jalan.
Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster care atau group home, hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan kesehatan.
5. Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi :
(1) Aktivitas asuhan langsung
(2) Aktivitas komunikasi
(3) Aktivitas penatalaksanaan

Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi, dan kolaborasi pada peran perawat ditunjukkan dalam domain praktik yang tumpang tindih ini.Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-tiap domain dijelaskan lebih lanjut. Aktivitas tersebut tetap mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari asuhan yang kompeten oleh perawat jiwa walaupun tidak semua perawat berperan serta pada semua aktivitas.

Selain itu, perawat jiwa mampu melakukan hal-hal berikut ini:

1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap budaya.
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit.
3. Berperan serta dalam aktivitas manajemen kasus, seperti mengorganisasi, mengakses, menegosiasi, mengordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan perbaikan bagi individu dan keluarga.
4. Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu, keluarga,dan kelompok untuk menggunakan sumber kesehatan jiwa yang tersedia di komunitas termasuk pemberian perawatan, lembaga,teknologi,dan sistem sosial yang paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi pengaruh gangguan jiwa melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami masalah psiokologis dan pasien gangguan jiwa yang mengalami masalah fisik.
7. Mengelola dan mengordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga,staf, dan pembuat kebijakan.


SEJARAH KEPERAWATAN PSIKIATRIK
A. Tokoh Utama
1. Florence Nightingale (1859) adalah pendiri keperawatan modern dan penulis teks keperawatan pertama, Notes on Nursing.
2. Harriet Baily (1920) menulis buku ajar keperawatan psikiatrik dalam yang pertama, Nursing in Mental Diseases.
3. Hildegarde Peplau (1952) menulis Interpersonal Relations in Nursing,sebuah buku penting yang menjelaskan tentangkerangka kerja praktik keperawatan psikiatrik. Penekanannya pada hubungan perawat-pasien dan konstruksi teoritis untuk menjelaskan masalah pasien menjadi dasar dalam praktik keperawatan psikiatrik.
B. Organisasi-organisasi keperawatan yang memimpin pengembangan keperawatan psikiatrik
1. National League for Nursing (NLN), 1937. NLN merekomendasikandimasukkannya kesehatan jiwa dan keperawatan psikiatrik dalam kurikulum sekolah keperawatan.
2. American Nurses Association (ANA), 1958.
a. ANA membentuk Conference Group on Psychiatric Nursing. Kelompok ini bekerja untuk mendefinisikan praktik keperawatan kesehatan jiwa-psikiatrik.
b. Di 1973, ANA merupakan organisasi pertama yang mempublikasikan standar praktik kesehatan jiwa dan keperawatan pskiatrik; sedangkan standar yang telah direvisi dipublikasikan pada 1982 dan 1994.






SEJARAH PERKEMBANGAN DAN UPAYA KESEHATAN JIWA DI INDONESIA
1. Dulu kala gangguan jiwa dianggap kerasukan
Terapi : mengeluarkan roh jahat
2. Zaman Kolonial sebelum ada RSJ di Indonesia, pasien gangguan jiwa ditampung di RS Sipil atau RS Militer di Jakarta, Semarang, dan Surabaya, yang ditampung pada umumnya penderita gangguan jiwa berat.
3. 1 Juli :
- 1882 : RSJ pertama di Indonesia (Bogor)
- 1902 : RSJ Lawang
- 1923 : RSJ Magelang
- 1927 : RSJ Sabang diRS ini jauh dari perkotaanPerawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care).
Stigma : keluarga menjauhkan diri dari pasien
4. Dewasa ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah
5. Sejak tahun 1910 - mulai dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan )
6. Mulai tahun 1930 - dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian bagi para penderita gangguan jiwa
7. Selama Perang Dunia II & pendudukan Jepang - Upaya kesehatan jiwa tak berkembang
8. Proklamasi - Perkembangan baruPada bulan Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belum bekerja dengan baik).
Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
9. Tahun 1966- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa-UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966 ditetapkan oleh pemerintah- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) dengan instansi diluar bidang kesehatan
10. Tahun 1973 - PPDGJ I yang diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dengan PUSKESMAS
11. Sejak tahun 1970 an : pihak swasta pun mulai memikirkan masalah kesehatan jiwa
12. Ilmu kedokteran jiwa berkembang- Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, Kedokteran Jiwa Usila dan Kedokteran Jiwa Kehakiman- Setiap Sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksiProgram kesehatan jiwa nasional dibagi dalam 3 sub program yang diputuskan pada masyarakat dengan prioritas pada Health Promotion
1) Sub Program Perbaikan Pelayanan :
-Fokus Psychiatric
– Medical
– Care
-Penekanan pada curative service (treatment) dan rehabilitasi
2) Sub Program Pengembangan Sistem, berfokus pada peningkatan IPTEK, continuing education, research administrasi dan manajemen, mental health information3. Sub Program untuk Establishment Community Mental Health :
- Diseminasi ilmu
-Fasilitasi RSJ swasta
-Perizinan
-Stimulasi konstruksi RSJ swasta
-Kerja sama dengan luar negeri : ASEAN, ASOD, COD, WHO, AUSAID, etc.

MODEL KEPERAWATAN DASAR :
1. RentangSehat - sakitAdaptif – Maladaptif
2. Nursing Model
- Peplau Interpersonal ModelNursing :
A significant, therapeutic and interpersonal processEssence of nursing : relationship between nurse & clientNurse harus memahami diri dan dapat berinteraksi dengan klien
3. Teori Orem :Self care adalah tingkah laku yg dipelajari dan disegaja yg ditampilkan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Kemampuan seseorang memenuhi kebutuhannya tergantung pada situasi dan kondisinya
FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN JIWA
1. Genetika (Cloninger, 1989)
2. Neurobiological
-Terjadi pembesaran ventrikel III pada posisi sebelah kiri lobus frontal klien skizofrenia daripada orang normal (Andreasen, 1991)- Wernicle dan Brocas aphasia disorganisasi pada waktu bicara- Hiperaktifitas dopamine
3. Neurobehavioral- Kerusakan lobus frontal
- Kesulitan dalam proses pemecahan masalah, berpikir abstrak, gangguan psikomotorik- Kerusakan pada basal ganglia
- Distonia tremor
- Gangguan pada lobus temporal limbic
- Meningkatnya kewaspadaan, distractbility, gangguan memory ( Short Term Memory)
4. Stress psikososial dan perkembangan - gejala psikotik, kemiskinan, kebodohan, pengangguran, isolasi sosial, dan kehilangan.
5. Penyalagunaan : Coping yang maladaptive dari obat- obatan6.Psikodinamika. Freud : gangguan hubungan pada masa anak
PERAN DAN FUNGSI PSYCHIATRIC NURSE
1. Psychiatric nursing dianggap sebuah profesi sejak akhir abad ke-19 dan sejak awal abad ke 20 profesi tersebut muncul sebagai spesialisasi dengan peran dan fungsinya yang unik.
2. Praktek psyhiatric nursing kontemporer- Psyhiatrist psychologist social workes dan marriage dan family therapist
- Psyhaitric nursing is an interpersonal process that promotes and maintaining patient behavior that contributes to integrated fungtional (Stuart dan Sundeen, 1998)Klien dari psyhiatric nurse : individual, keluarga, kelompok dan masyarakatPraktek keperawatan jiwa pada akhir-akhir ini mengacu pada sejumlah premise atau kepercayaan sebagai berikut :
- Phylosophical belief of Nursing Practice
- Menggunakan pengetahuan dari blophysical, psychosocial. Science teory personality dan human behavior
- Pemilihaan dari model
-model konseptualEra globalisasi
- praktek harus dapat dipertanggungjawabkan karena nurse-patient relationship berubah menjadi nurse-patient partnership yang mengembangkan peran dari perawat jiwa profesional yang elemennya terdiri dari :
-Kompetensi klien dan keluarga-Advocacy klien dan keluarga-Physical responsibility-Kolaborasi dgn profesi lain-Social accountability-Legal ethical parameterPeran perawat tidak lagi hanya berfokus pada bedside care : Perawat jiwa harus lebih sensitif pada lingkungan sosial dan advocacy terhadap kebutuhan klien dan keluargaPengembangan praktek, pendidikan, dan riset.
3. Tingkat Pencegahan
- Primer : Insiden gangguan jiwa, health promotion, illness prevention dan penyuluhan
- Sekunder : Illness by eart detection dan treatment of the problem. Skreening, home visit, and crisis intervention
- Tertier :
-Residual impairment or disability, promote vocational, dan rehabilitation.-Organisation after care programeProviding partial hospitalization4.Rentang Perawatan (continuum of care )5.Tingkat penampilan tergantung pada 4 faktor, yaitu :
-Hukum / peraturan yang ada pada negara tersebut tentang peran dan fungsi psychiatric nurse-KualifikasiRN ( Psychiatric mental health registered nurse)
-Psychiatric mental health advance practise registered nurse
-Setting praktek : purpose type dan location administrasi di pemerintahan, di swasta dan personal inisiatifPraktik Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik Saat Ini
Pada 1994, the Coalition of Psychiatric Nursing Organizations dan ANA bersama-sama menerbitkan deskripsi dua tingkat praktik, yaitu praktik umum dan spesialis.
A. Perawat Generalis Kesehatan Jiwa-Psikiatrik
1. Pendidikan yang dibutuhkan adalah sarjana keperawatan.
2. Sertifikasi adalah proses formal yang diatur oleh the American Nurses Credentialing Center (ANCC) yang memvalidasi kompetensi klinis. Gelar yang didapat setelah sertifikasi ini adalah RN,C.
3. Fungsi
a. Perawat generalis bekerja dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas untuk mengkaji kebutuhan kesehatan jiwa, mengembangkan diagnosis, merencanakan, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi asuhan keperawatan.
b. Perawat generalis kesehatan jiwa psikiatrik menggunakan intervensi-intervensi yang mencakup peningkatan dan pemeliharaan kesehatan; skrining dan evaluasi masukan; manajemen kasus; penyediaan lingkungan yang terapeutik(mis., terapi milieu); penyuluhan klien dan membantu mereka dalam aktivitas perawatan diri; pemberian dan pemantauan program pengobatan psikobiologik; intervensi, krisis dan koseling; serta aktivitas program outreach di rumah dan di komunitas.
4. Lingkungan praktik.
Perawat generalis berpraktik di rumah sakit tradisional, lembaga kesehatan di rumah, program asistensi karyawan, klinik kesehatan jiwa, HMO, pusat perawatan primer, klinik tunawisma, lembaga untuk lansia, unit gawat darurat, pusat day-care, sekolah, dan penjara.
B. Perawat Spesialis Kesehatan Jiwa-psikiatrik
1. Pendidikan yang diperlukan adalah master keperawatan kesehatan jiwa-psikiatrik.
a. Praktisi perawat psikiatrik.
Spesialis ini adalah praktik lanjutan dari RN (APN atau APRN) yang memberikan asuhan primer. Setiap Negara memiliki undang-undang praktik keperawatan tersendiri yang mengatur lingkup praktik, termasuk wewenang memberikan resep.
b. Spesialis perawat klinis (clinical nurse specialist [CNS]). Merupakan perawat RN bergelar master yang memberikan asuhan langsung sebagai ahli terapi atau asuhan tidak langsung sebagai konsultan, pendidik atau peneliti.
2. Sertifikasi
Merupakan proses formal memvalidasi kompetensi klinis yang dilakukan oleh ANCC. Perawat kesehatan jiwa dengan praktik lanjutan juga dapat disertifikasi sebagai spesialis klinis. Gelarnya adalah RN, CS, dan ini berlaku baik terhadap praktisi perawat psikiatrik maupun perawat spesialis klinis.
3. Fungsi
a. Melaksanakan semua fungsi perawat generalis.
b. Memberikan asuhan kesehatan jiwa primer, termasuk memberikan resep obat psikoaktif tes diagnostic yang tepat sesuai peraturan.
c. Menganalisis kebutuhan kesehatan individu dan populasi serta merancang program yang targetnya adalah kelompok beresiko serta factor-faktor budaya dan lingkungan yang meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit jiwa.
4. Lingkungan praktik.
Perawat spesialis dapat berpraktik di tempat-tempat yang sudah dikemukakan di atas untuk perawat generalis baik yang berpraktik tunggal maupun kelompok, mengadakan kontrak dengan program asistensi karyawan, HMO, organisasi penyedia jasa terpilih dan lingkungan lain dimana mereka dapat memberikan pelayanan.





6. PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
• Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi keperawatan jiwa : yang kompeten).
• Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien).
• Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
• Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa).
• Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa).
• Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa).
• Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa).
• Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa).
• Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa).
• Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses keperawatan : dengan standar- standar perawatan).
• Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional).







DAFTAR PUSTAKA
Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Sulistiawati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar