Selasa, 11 Mei 2010

DEFINISI
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

PENYEBAB
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.

GEJALA
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk.

Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma.
Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu.

Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.

DIAGNOSA
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

PENGOBATAN
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema.
Asidosis Metabolik DEFINISI
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

PENYEBAB
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.



Penyebab utama dari asidois metabolik:
• Gagal ginjal
• Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
• Ketoasidosis diabetikum
• Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
• Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
• Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.

GEJALA
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.
Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

DIAGNOSA
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan).
Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah.

Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali.
Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.

Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

PENGOBATAN
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.
Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.

Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.
Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya.
Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
Asidosis metabolik adalah peningkatan produksi dari metabolisme asam, biasanya akibat dari gangguan pada kemampuan untuk mengeluarkan asam melalui ginjal. Asidosis ginjal dikaitkan dengan akumulasi urea dan kreatinin serta residu asam metabolik katabolisme protein.

Peningkatan produksi asam lain mungkin juga menghasilkan asidosis metabolik. Sebagai contoh, laktat asidosis dapat terjadi dari 1) berat (Pao2 <36mm Hg) hypoxemia menyebabkan penurunan laju difusi oksigen dari darah arteri ke jaringan, atau 2) hypoperfusion (misalnya hypovolemic shock) yang menyebabkan darah tidak memadai pengiriman oksigen ke jaringan. Kenaikan laktat luar proporsi tingkat piruvat, misalnya dalam darah vena campuran, dinamakan "kelebihan laktat", dan juga dapat menjadi indikator fermention karena metabolisme anaerobik yang terjadi dalam sel-sel otot, seperti yang terlihat selama latihan berat. Setelah oksigenasi dikembalikan, yang asidosis membersihkan dengan cepat. Contoh lain peningkatan produksi asam terjadi dalam kelaparan dan asidosis diabetes. Hal ini disebabkan oleh akumulasi ketoacids (ketosis) dan mencerminkan perubahan parah dari glikolisis untuk lipolysis untuk kebutuhan energi.

Asam konsumsi dari keracunan, peningkatan kadar zat besi dalam darah, dan penurunan produksi kronis bikarbonat mungkin juga menghasilkan asidosis metabolik.

Asidosis metabolik dikompensasi untuk di paru-paru, seperti peningkatan pengeluaran karbon dioksida segera menggeser persamaan buffering untuk mengurangi asam metabolik. Ini adalah hasil dari rangsangan untuk chemoreceptors yang meningkatkan ventilasi alveolar, yang menyebabkan pernapasan kompensasi, juga dikenal sebagai Pernapasan Kussmaul (jenis tertentu hiperventilasi). Haruskah situasi ini bertahan pasien berisiko kelelahan yang mengarah ke kegagalan pernapasan.

Mutasi ke V-ATPase 'a4' atau 'B1' isoform menghasilkan distal renal tubular asidosis, suatu kondisi yang mengarah ke asidosis metabolik, dalam beberapa kasus dengan ketulian sensorineural.

Gas darah arteri akan menunjukkan pH rendah, darah rendah HCO3, dan PaCO2 normal atau rendah. Selain gas darah arteri, kesenjangan anion juga dapat membedakan antara kemungkinan penyebabnya.

Henderson-Hasselbalch persamaan berguna untuk menghitung pH darah, karena darah merupakan solusi penyangga. Jumlah akumulasi asam metabolik juga dapat quantitated dengan menggunakan basis buffer deviasi, turunan perkiraan metabolik yang bertentangan dengan komponen pernapasan. Dalam shock hypovolemic misalnya, sekitar 50% dari akumulasi asam metabolik adalah asam laktat, yang menghilang seperti aliran darah dan oksigen utang diperbaiki.

Pengobatan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi terfokus pada memperbaiki masalah yang mendasarinya. Bila asidosis metabolik berat dan tidak dapat lagi dikompensasi memadai oleh paru-paru, menetralkan asidosis dengan infus bikarbonat mungkin diperlukan.
[sunting] Pernafasan asidosis

Pernafasan asidosis hasil dari penumpukan karbon dioksida dalam darah (hypercapnia) karena hipoventilasi. Hal ini paling sering disebabkan oleh masalah paru-paru, meskipun cedera kepala, obat-obatan (terutama anestetik dan obat penenang), dan tumor otak dapat menyebabkan acidemia ini. Pneumotoraks, emfisema, bronkitis kronis, asma, radang paru-paru parah, dan aspirasi adalah salah satu penyebab paling sering. Juga dapat terjadi sebagai kompensasi terhadap alkalosis metabolik kronis.

Salah satu kunci untuk membedakan antara pernapasan dan metabolik asidosis adalah bahwa dalam asidosis pernafasan, CO2 meningkat sementara bikarbonat adalah baik normal (tidak dikompensasi) atau meningkat (kompensasi). Kompensasi asidosis terjadi jika pernafasan hadir, dan fase kronis dimasukkan dengan buffering parsial dari asidosis melalui retensi bikarbonat ginjal.

Namun, dalam kasus-kasus penyakit kronis yang membahayakan fungsi paru bertahan, seperti emfisema stadium dan jenis tertentu distrofi otot, mekanisme kompensasi tidak akan mampu membalikkan kondisi acidotic ini. Sebagai produksi bikarbonat metabolik menjadi lelah, dan extraeneous infus bikarbonat tidak lagi dapat membalikkan ekstrim penumpukan karbon dioksida yang terkait dengan pernapasan yang tidak dikompensasi asidosis, ventilasi mekanik biasanya akan diterapkan. [4] [5]

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan saat darah menjadi basa karena pernapasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Latar Belakang
Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
• rasa nyeri
• sirosis hati
• kadar oksigen darah yang rendah
• demam
• overdosis aspirin.
Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.
Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
Didiagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.
Pengobatan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernapasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernapasan bisa meredakan penyakit ini.
Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan napas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan napasnya selama mungkin, kemudian menarik napas dangkal dan menahan kembali napasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
DEFINISI
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
PENYEBAB
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
- Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
- Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
- Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).
GEJALA
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali.
Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
DIAGNOSA
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
PENGOBATAN
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium) .
Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar