Minggu, 04 Juli 2010

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN
DEPRESI
I. Kasus (Masalah Utama)
1. Gangguan alam perasaan : Depresi
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Core Problem
1. Definisi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, keindahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, Sadock, 1998).
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kekecewaan pada alam perasaan, (affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa (Dadang Hawari, 2001)
Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung tidak bersemangat, merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak ada harapan berpusat pada kegagalan dan bunuh diri, sering disertai ide dan pikiran bunuh diri klien tidak berniat pada pemeliharaan diam dan aktivitas sehari-hari (Budi Anna Kaliat, 1996)

2. Tanda dan gejala
a. Psikologik
 rasa susah
 murung
 sedih
 putus asa
 tidak bahagia
b. Somatik
 Anoreksia
 Konstipasi
 Kulit lembab (rasa dingin)
 Tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun
B. Penyebab
Depresi berhubungan dengan koping individu yang maladaptif, koping merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika kopping individu itu tidak efektif maka individu tidak bisa menghindari distress yang hebat, sehingga menyebabkan perilaku yang tidak diinginkan.

C. Akibat
Resiko mencederai Diri
Mekanisme terjadinya masalah :
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen somatik yang terjadi akibat mengalami kesedihan yang panjang, Individu yang mengalami depresi akan mengalami Gangguan tidur, kelesuan fisik, hilangnya nafsu makan dan penyakit fisik yang ringan,selain itu dari segi emosional individu cenderung merasa Kehilangan kasih sayang, kesedihan, hilangnya kekuatan, hilangnya konsentrasi, rasa bersalah, permusuhan dan hilangnya harapan.Untuk melampiaskan hal tersebut maka individu akan cenderung banyak diam, menyendiri, tidak berkomunikasi, menyalahkan diri sendiri dan yang lebih membahayakan mencederai diri sendiri.
III. POHON MASALAH
A. Pohon Masalah


Akibat

Core Problem

Penyebab


B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Resiko Mencederai diri
Data yang perlu dikaji:
• Bingung
• Pelupa
• Mudah marah
• Merasa jengkel pada orang lain
• Ingin membakar
• Merusak lingkungan sekitar
• Ada pikiran untuk membunuh
• Mengamuk
• Melakukan tindakan kekerasan
2. Gangguan alam perasaan:depresi
Data yang perlu dikaji:
• Tidak mampu mengutarakan pendapat sendiri
• Malas
• Sering menegemukakan keluhan somatic
• Merasa putus asa
• Ekspresi wajah yang murung
• Tidak ada nafsu makan
• Mudah tersinggung
• Konsentrasi terganggu
• Sukar tidur
3. Koping Maladaptif
Data yang perlu dikaji:
• Tidak ada harapan
• Merasa sedih
• Gelisah
• Mudah marah
• Mudah putus asa
• Merasa tidak bahagia
• Merasa tidak berdaya

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa : Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
TUM : Klien tidak mencederai diri.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat menggunakan koping adaptif dalam mengatasi masalah
a. Kriteria Hasil :
2.1. Klien mampu menggunakan kopping secara efektive untuk menghindari resiko mencederai diri.
b. Intervensi
• Diskusikan kopping yang biasa dilakukan individu saaat menghadapi suatu masalah.
• Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negative dan memotong pembicaraaan.
• Utamakan member pujian yang realistic.
TUK 3 : Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
a. Kriteria evaluasi :
Klien dapat terhindar dari perilaku mencederai diri
b. Intervensi:
• Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
• Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
• Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.

TUK 4 : Klien dapat meningkatkan harga diri
a. Kriteria Evaluasi:
Klien dapat lebih menghargai dirinya.
b. Intervensi:
• Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
• Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
• Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, k eyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
TUK 5 : Klien dapat menggunakan dukungan sosial
a. Kriteria Evaluasi:
Klien lebih mampu meningkatkan harga dirinya dengan dukungan social dari sekitar
b. Intervensi:
• Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
• Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
• Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
TUK 6 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
a. Kriteria Evaluasi:
b. Intervensi:
• Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
• Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
• Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
• Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAAWATAN I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien ,
klien merasa tidak bahagia, putus asa, tidak ada harapan,sulit berkomunikasi, malas berbicara, tidak ada tujuan hidup, dan cenderung ingin bunuh diri.
2. Diagnosa Keperawatan
mencederai Resiko Diri berhubungan dengan Depresi
3. Tujuan Khusus
Tuk :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menggunakan kopping adaptif dalam mengatasi masalah
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina Hubungan saling Percaya
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan Diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasara klien.
b. Klien dapat menggunakan kopping yang adaptif dalam mengatasi masalah.
1) Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.
2) Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
3) Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
4) Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
5) Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
6) Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
7) Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapetik
Selamat pagi pak/bu,perkenalakan nama saya…..bapak bisa memanggil saya cukup dengan ……saja,kalau boleh tahu nama bapak/ibu siapa?Lalu saya dapat memanggil bapak/ibu bagaimana?baiklah kalau begitu mbak,di sini saya akan menemani bapak/ibu sambil berbincang-bincang sedikit dan saya siap mendengarkan apa yang akan bpk/ibu katakana selama kita disini nanti.

b. Evaluasi/Validasi
Tapi sebelumnya kalau boleh tahu bagaimana perasaan mbak hari ini?Disini saya sangat ingin sekali membantu menyelesaikan masalah bapak/ibu dan saya harap bapak/ibu mau untuk dapat bekerja sama dengan saya.Jika bapak/ibu yakin dengan saya maka kita pasti dapat mencari jalan keluar dari masalah yang sedang ibu hadapi saat ini.Kalau ibu sudah percaya dengan saya,coba sekarang ibu mulai berbicara tentang apa yang dirasakan saat ini sehingga dapat sampai di tempat ini?
c. Kontrak
Pak/Bu bagaimana kalau hari ini kita berbincang-bincang tentang cara bapak/ibu dalam menghadapi suatu masalah?dimana kita akan membicrakannya Pak/Bu?kira-kira ibu ingin berapa lama kita membicarakannya dan dimana tempatnya? Nah kalu begitu kita berbicara ditaman selama ± 15 menit.
2. Fase Kerja
Nah Bapak/ibu selama ini apa saja cara yang dilakukan untuk mengatasi hal-hal tersebut…
Bagus sekali ternyata bapak/ibu mempunyai banyak cara untuk mengatasinya.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Apa yang bapak/ibu rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15 menit tadi?
b. Rencana tindak lanjut
Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan atau cara yang masih bisa bapak/ibuk gunakan dalam menghadapi masalah.”
c. Kontrak
“Baiklah bapak/ibu, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita cukupkan sampai disini,kira-kira jam berapa kita bertemu lagi? Tempatnya dimana?”
“Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20 menit.”

TARATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II
A. Proses Keperawatan
1.Kondisi Klien
klien merasa tidak bahagia, putus asa, tidak ada harapan,sulit berkomunikasi, malas berbicara, tidak ada tujuan hidup, dan cenderung ingin bunuh diri.

2.Diagnosa Keperawatan
mencederai Resiko Diri berhubungan dengan Depresi

3. Tujuan Khusus
TUK 3 : Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
TUK 4 : Klien dapat meningkatkan harga diri

4. Tindakan Keperawatan
1.klien terlindung dari tindakan mencederai diri

Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan II

1. Fase Orientasi
a.Salam Teraputik
“selamat pagi bapak/ibuk,masih ingat dengan saya.Caba sebutkan nama saya, bagus ternyata bapak/ibu masih ingat”,
b.Evaluasi/Validasi
“Bapak/ibu terlihat segar dan bugar hari ini,bagaimana perasaan hari ini?”
c.Kontrak
“Kemarin kita sudah berbicara mengenai cara yang bapak/ibuk gunakan untuk menghadapi masalah, nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai dimana kita bicara nanti bapak/ibu? Bagaimana kalo kita bicara di ruang tamu+ 30 menit

2.fase Kerja
“Sekarang coba mbak sebutkan cara-cara yang bisa bapak/ibuk lakukan selama menghadapi masalah”.
:Baik,apalagi mbak?”
m
2. Fase Terminasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar