HEMOROID
A. Pengertian
Hemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan. Hemaroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahun 50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
B. Etiologi
Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan Senilis, konstipasi dan kehamilan.
Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.
Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri ttetapi salling berkaitan.
C. Klasifikasi
Hemaroid dibedakan menjadi dua yaitu :
Hemaroid Intern adalah Vena yang berdilatasi pada pleksus vena hemoroidalis superior dan media atau hemoroid yang terjadi atas sfingter anal. Hemaroid intern ini dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :
- Tingkat I : varises satu atau lebih V. hemoroidales interna dengan gejala perdarahanberwarna merah segar pada saat buang air besar.
- Tingkat II : varises dari satu atau lebih v. hemoroidales interna yang keluar dari dubur pada saat defekasi tetapi masih dapat kembali dengan sendirinya.
- Tingkat III : seperti tingkst II tetapi tidak dapat masuk spontan, harus didorong kembali.
- Tingkat IV : telah terjadi inkarserasi
Hemaroid ektern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemaroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutandidalam jaringan dibawah epitel anus atau hemaroid yang muncul di luar sfingter anus.
D. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius. Selain itu Sistem vena portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri. Bentuk ini sering nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri
E. Manifestasi klinik
Gejala utama berupa :
Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri
Prolaps yang berasal dari tonjolan hemaroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi
F. Pemeriksaan dan diagnosis
a. Anamnesa : BAB diselimuti darah segar atau menetes darah segar sehabis BAB.
b. Fisik : Kemungkinan tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan luar, kadang-kadang didapatkan anemia.
c. Colok dubur : Tidak didapatkan rasa nyeri, tidak teraba tumor. Colok dubur harus dilakukan untuk mendapatkan kelainan lain.
d. Proktoskopi : ditentukan lokal dan gradasi hemoroid interna yang selanjutnya digunakan untuk menentukan cara pengobatannya.
G. Diagnosis Banding
Pada penderita dewasa harus di diagnosa banding :
Karsinoma rektum
Karsinoma anus
Fisura ani
Amubiasis
Polip rektum
Pada penderita anak harus di-diagnosa banding :
Polip rektum
Invaginasi
Fisura ani
H. Komplikasi
Perdarahan
Trombosis
Prolaps
I. Penatalaksanaan
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan Tingkatnya, Hemorroid eksterna selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk tingkt 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif indikasi untuk tingkat 3-4, perdarahan dan nyeri.
a. Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
a. Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
b. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
c. Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
b. Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
a. Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
b. Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
c. Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
d. Hemoroidectomy kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
e. Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
f. Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
g. Hemorroidectomy atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal
Perawatan pre dan post operasi
Pre operasi
Pasien mungkin diberikan laxatif dan diberi dorongann untuk memakan diet penuh dan normal hingga beberapa jam sebelum anattesi lokal dilakukan. Obat pelembek feses sering diberikan untuk memudahkan pengeluaran feses melalui rektum pasa masa post operatif dan laxatif besar mungkin diberikan untuk meningkatkan jumlah kotoran yang keluar. Enema mungkin di minta, dilakukan 1-2 jam sebelum pembedahan.
Post operasi
Pembedahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Rasa nyeri yang merupakan akibat spasme rektal dapat menghambat buang air kecil dan defikasi. Rasa nyeri dapat diminimalkan dengan penggunaan analgetik, sitbath, dan pelembek feses. Selama 12 jam pertama setelah pembedahan perdarahan merupakan hal yang mungkin terjadi. Darah dapat terkumpul didalam lubang anal dan tidak dikeluarkan, untuk itu tanda-tanda lain dari perdarahan harus di monitor (TTV, tidak dapt beristirahat dan haus). Pada periode ini sitbath di hindari karena penghangatan akan menambahkan perdarahan lebih lanjut dengan melebarkan pembuluh darah.
Peningkatan rasa nyaman :
- Bantu pasien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, tidur miring sering menjadi pilihan.
- Gunakan ganjalan pengapung dibawah bokong waktu duduk.
- Berikan obat-obat analgesik selama 24 jan pertama.
- Gunakan pemanasan basah setelah 12 jam pertama : kompres rektal atau sit bath dilakukan 3-4 kaali/hari.
Peningkatan eliminasi
- Berikan pelembek feses sesui resep
- Berikan analgetik jika mungkin, menjelang air besar pertama.
- Jika diminta untuk enema, gunkan kateter yang diberi pelumas dengan baik atau tube rektal yang kecil
Pendidikan pada pasien :
- Lakukan sitbath setiap kali setelah BAB paling kurang 1-2 minggu setelah operasi.
- Makan diet berserat yang adekuat, minum paling sedikit 2000 ml cairan dan berolah raga ringan.
- Pelembek feses mungkin dibutuhkan setiap hari atau setiap beberapa hari hingga penyembuhan sempurna.
- Lpaorkan gejala-gejala : perdarahan rektal, nyeri terus menerus waktu defikasi, drainasse yang supuratif.
HEMORRHOIDECTOMY
A. Pengertian
Adalah eksisi bedah untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses hemoroid.
Prinsip pada hemoroidectomy adalah eksisi hanya pada jaringan yang menonjol dan eksisi konservasi kulit serta anoderm normal
B. Indikasi
Penderita hemorroid yang mengalami keluhan menahun da pada penderita hemoroid derajat III dan IV.
Penderita yang mengalami perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana.
C. Prosedur Tindakan
Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya melebar secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian potong. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya buang angin dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka anal
Sesudah operasi
Pembedahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Rasa nyeri yang merupakan akibat kekakuan anus dapat menghambat buang air kecil dan buang air besar. Rasa nyeri dapat diminimalkan dengan penggunaan penghilang nyeri dan pelembek tinja. Selama 12 jam pertama setelah pembedahan perdarahan merupakan hal yang mungkin terjadi. Darah dapat terkumpul didalam lubang anus dan tidak dikeluarkan
Peningkatan rasa nyaman :
- Bantu pasien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, tidur miring sering menjadi pilihan.
- Gunakan ganjalan pengapung dibawah bokong waktu duduk.
- Berikan obat-obat penghilang rasa nyeri selama 24 jam pertama..
Pendidikan pada pasien :
- Makan diet berserat yang adekuat seperti sayuran dan buah-buahan, minum paling sedikit 2000 ml cairan dan berolah raga ringan.
- Pelembek tinja mungkin dibutuhkan setiap hari atau setiap beberapa hari hingga penyembuhan sempurna.
- Laporkan gejala-gejala : perdarahan rektal, nyeri terus menerus waktu buang air besar
Diagnosa keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri akut b.d agen injuri (spasme sfingter pasca operasi)
2. Konstipasi b.d faktor fungsional (penolakan kebiasaan/menggugurkan keinginan untuk defekasi)
3. Ansietas b.d perubahan status kesehatan.
4. Resiko infeksi
5. Defisit self care b.d kelelahan
6. Defisit pengetahuan b.d misinterpretasi informasi
7. PK : Hemoragi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.2. EGC. Jakarta
Joanne C.Mc Closkey. 1996. Nursing intervention classification (NIC). Mosby year book. St. Louis
Long. 1996. Perawatan medikal bedah. Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan Padjajaran. Bandung.
Mansjoer,dkk. 2000. kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta
Sjamsuhidayat, Jong. 2005. Ilmu Bedah edisi 2. EGC. Jakarta
Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah bagian 2. EGC. Jakarta
Marion Johnon,dkk. 2000. Nursing outcome classification (NOC). Mosby year book. St. Louis
Marjory godon,dkk. 2000. Nursing diagnoses: Definition & classification 2001-2002. NANDA
Prince, Wilson. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses-prpses penyakit , edisi 4, buku 2. EGC. Jakarta
--------- 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi ilmu Bedah. Rumah sakit dr. Soetomo. Surabaya
Rencana Asuhan Keperawatan Hemoroid
NO Diagnosa keperawatan NOC NIC
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
Nyeri akut b.d agen injuri (post hemorrhoidectomy)
Konstipasi b.d faktor fungsional (penolakan kebiasaan/menggugurkan keinginan untuk defekasi)
Anxiety b.d perubahan status kesehatan
Resiko infeksi
Defisit pengetahuan b.d misintreprestasi informasi
Defisit self care (mandi, makan dan berpakaian) b.d kelemahan fisik
PK : perdarahan
Kontrol Nyeri ;
- Mengatakan faktor resiko.
- Mengatakan kapan waktu nyeri.
- Gunakan teknik non analgetik.
- Gunakan analgetik bila dibutuhkan.
- Mengatakan tanda dan gejala nyeri.
- Gunakan catatan nyeri.
- Laporkan adanya kontrol nyeri
Keterangan :
1 : Berat
2 : Agak berat
3 : Sedang
4 : Sedikit
5 : Tidak ada
Tingkat kenyamanan dengan kriteria :
- Dilaporkan keadaan fisik dalam keadaan sehat.
- Dilaporkan keadaan psikologis dalam keadaan baik.
- Eksperikan kesukaan dengan hubungan sosial.
- Ekspresikan kesukaan dalam melakukan ibadah.
- Dilaporkan kepuasaan dengan tingkat kebebasan.
- Dilaporkan adanya control pain.
Keterangan :
1 : tidak pernah dilakukan
2 : jarang dilakukan
3 : kadang-kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan
Bowel Elimination
- Pola eliminasi dalam batas normal
- Dapat mengontrol pergerakan perut
- Warna, jumlah BAB dalam batas normal
- Konstipasi tidak ada
- Nyaman pada saat pengeluaran feses
- Tidak terdapat kram perut
- Pemasukan cairan yag adekuat
- Pemasukan serat yang adekuat
- Intervensi feses yang keluar.
Keterangan :
1 : Tidak pernah dilakukan
2 : jarang dilakukan
3 : Kadang-kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
5 : selalu dilakukan
Kontrol cemas
- Identifikasi dan verbalisasi tanda dan gejala cemas
- Mencari informasi yang dapat menurunkan cemas
- Monitor intensitas cemas
- Mengidentifikasi dan menverbalisasi faktor penyebab cemas
- Menggunakan strategi koping efektif
- Mempertahankan kosentrasi Menerima status kesehatan
Keterangan :
1 : Tidak pernah dilakukan
2 : jarang dilakukan
3 : Kadang-kadang dilakukan
4 : sering dilakukan
5 : selalu dilakukan
Kontrol infeksi, dengan :
- Menerangan cara-cara penyebaran infeksi
- Menerangkan fakktor-faktor yang berkontribusi dengan penyebarn infeksi
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- Menjelasan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi.
Keterangan :
1: Tidak pernah
2: Terbatas
3: Sedang
4: sering
5: selalu
Pengetahuan : Proses penyakit :
Mengenal nama penyakit
Menjelaskan proses penyakit
Menjelaskan penyebab, dan faktor-faktor resiko
Menjelaskan efek dari penyakit dan tindakannaya
Menjelaskan tentang komplikasi dan perawatan.
Keterangan :
1 : Tidak pernah
2 : terbatas
3 : sedang
4 : sering
5 : selalu
Self care dressing :
- Memilih pakaian
- Memakai pakaian bagian bawah
- Memakai pakaian atas
- Membuka pakaian atas
Keterangan :
1 : tergantung, tidak ada partisipasi
2 : dibantu orang lain dan alat
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu alat
5 : Mandiri
Self care eating
- Membuka penutup makanan
- Mengambil makanan
- Membuka tutup gelas
- Menyuap makanan
- Minum mengunakan gelas
Keterangan :
1 : tergantung, tidak ada partisipasi
2 : dibantu orang lain dan alat
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu alat
5 : Mandiri
Self care : Hygiene
- Membasuh tangan
- Menggunakan deodoran
- Membersihkan telinga
- Membersihkan hidung
- Menjaga kebersihan mulut
Keterangan :
1 : tergantung, tidak ada partisipasi
2 : dibantu orang lain dan alat
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu alat
5 : Mandiri
Perdarahan tidak terjadi dan perdarahan dapat ditangani
1. Manajemen nyeri
- Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, onset durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi.
- Obserasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidak nyamanan.
- Berikan analgesik sesuai dengan anjuran
- Gunakan komunikasi teraupetik agar pasien dapat mengekspresikan perasaan nyerinya.
- Kaji budaya pasien
- Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas hidup : pola tidur, nafsu makan, mood,pekerjaan, hubungan dll.
- Kaji pengalaman nyeri pasien
- Informasikan tentangnyeri seperti penyebab, berapa lama terjadi dan tindakan pencegahan.
- Kontrol faktor-faktor lingkkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
- Ajarkan teknik non farmakologi.
- Evaluasi efektifitas dari tindakan mengontrol nyeri.
- Tingkatkan istirahat dan tidur.
- Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri.
2. Pemberian analgetik
- Tenetukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas daan keparahan sebelum pengobatan.
- Berikan obat dengan prinsip 5 benar
- Cek riwayat alergi obat
- Pilih analgetik secara tepat/kombinasi lebih dari satu analgetik jika telah diresepkan.
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgetik
- Monitor reaksi dan efek samping obat.
- Dokumrntasikan respon setelah pemberian analgetik dan efek sampingnya
3. manajemen lingkungan : kenyamanan
- Pilih ruangan dengan lingkungan yang tepat
- Batasi pengunjung
- Tentukan hal-hal yang menyebabkan ketidak nyamanan pasien
- Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
- Hindari penyinaran langsung dengan mata
- Sediakan lingkungan yang tenang
- Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan
- Atur posisi pasien yang membuat nyaman.
1. Manajemen konstipasi
- Monitor tanda dan gejala dari konstipasi
- Monitor pergerakan perut termasuk frekuensi , konsisten, bentuk, jumlah, warna
- Monitor suara bowel
- Konsultasikan bila terjadi penurunan/penigkatan suara usus
- Monitor tanda dan gejal ruptur perut/peritonoitis
- Identifikasi faktor yang menyebabkan konstipasi
- Dorong pasien untuk banyak minum, makanan berserat
- Perintahkan pada pasien atau keluarga bila perlu digunakan laxative
- Ajarkan pada pasien dan keluarga hubungan antara minum banyak, diet yang berserat, dan latihan
- Konsultasikan dengan dokter bila terdapat konstipasi
- Berikan laxative atau enema
- Informasikan pasien tentang manual remove of stool jika penting
- Lakukan enema atau irigasi bila perlu
1. Penurunan cemas
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Tenangkan pasien
- Jelaskan tentang prosedur tindakan pada pasien dan perasaan yang muncul pada saat dilakukan tindakan
- Beusaha memahami keadaan pasien
- Berikan informasi tentang diagnosa, prognosisi, dan tindakan penyakit
- Ciptakan hubungan saling percaya
- Bantu pasien menggungkapkan hal-hal yang membut cemas
- Ajarkan pasien teknik relaksasi.
1. Kontrol infeksi
- Bersihkan lingkungan disekitar pasien
- Ganti peralatan klien setiap kali selesaikan tindakan
- Batasi jumlah pengunjung
- Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu
- Anjurkan klien untuk mencuci tangan dengan tepat
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien.
- Lakukan universal precaution
- Gunkan sarung tangan steril
- Lakukan perawatan jalur IV pada semua jalur IV
- Lakukan perawatan luka dengan teknik yang tepat
- Tingkatkan asupan nutrisi
- Tingkatkan asupan cairan yang adekuat
- Anjurkan istirahat
- Berikan terapi antibiotik
- Berikan obat dengan prinsip 5 benar
- Cek riwayat alergi obat
- Monitar tanda-tanda vita
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Monitor reaksi obat dan efek samping
2. Manajemen Lingkungan
- Pilihlah ruang. Dengan lingkungan yang tepat
- Tentukan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyaman klien.
- Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
- Perhatikan hygiene klien untuk menjaga kenyamanan
- Atur posisi pasien senyaman mungkin
1. Pendidikan kesehatan :
- Kaji tingkat pendidikan pengetahuan klien berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik
- Jelaskan tentang proses penyakit
- Berikan informasi kepada tentang kondisinya
- Berikan informasi tentang tindakan diagnostik yang dilakukan.
- Berikan informasi tentang perawatan post operasi
- Diskusikan perubahan prilaku yang dapat mencegah komplikasi
- Diskusikan pilihan terapi
- Fasilitasi klien untuk mendapat second opinion
- Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin muncul
2. Pendidikan kesehatan : pengobatan
- Jelaskan tentang pengobatan yang di dapat.
- Jelaskan kepada klien tujuan dari tindakan setisp pengobatan
- Ajarkan klien dan keluarga bagaimana mencegah infeksi
1. Dressing
- Monitor kemampuan klien dalm berpakaian
- Bantu klien dalam berpakaian
- Dorong klien untuk berpartisipasi dalam berpakaian
- Gunakan pakaian klien
- Ganti baju klien setiap hari
- Beri bantuan sampai klien mampu melakukannya sendiri
2. Feeding
- Sediakan meja atractive
- Dudukkan klien saat makan
- Letakan makanan didekat klien
- Sediakan air saat pasien makan
- Dorong keluarga untuk memotivasi klien untuk makan dan berikan bantuan
3. Bathing
- Kaji tempat mandi klien
- Monitor kemampuan untuk mndi
- Gunakan air hangat untuk menyibin
- Berikan lotion pada daerah yang kering
- Monitor keadaan kulit
- Anjurkan ambulasi dini secara bertahap
- Monitor tanda dan gejala dari perdarahan
- Monitor tingkat kesadaran, dan TTV pasien
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat pencegah perdarahan
- Monitor pemberian obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar